(Kis 15:1-6; Yoh 15:1-8)
"Akulah
pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting
pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang
berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang
sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di
dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat
berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam
Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di
luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di
dalam Aku, ia dibuang
ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam
Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku
dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu
adalah murid-murid-Ku." (Yoh 15:1-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Hidup
beriman berarti mempersembahkan diri atau seluruh hidupnya kepada
Tuhan, dan dengan demikian senantiasa juga tinggal atau hidup bersama
dengan Tuhan kapan pun dan dimana pun. Dengan kata lain jika kita hidup
dan bertindak senantiasa dalam dan oleh iman, maka cara hidup dan cara
bertindak kita akan menghasilkan buah-buah yang menyelamatkan dan
membahagiakan, terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa. Buahnya tidak
hanya satu atau dua saja, melainkan melimpah ruah, tak terhitung
banyaknya. Tinggal bersama atau senantiasa bersatu dengan Tuhan
berarti secara konkret sebagai anggota keluarga atau komunitas
senantiasa berpartisipasi dalam aneka kehidupan dan kerja keluarga atau
komunitas, tidak pernah absen dalam acara-acara atau kegiatan keluarga
atau komunitas. Pengamatan kami adalah bahwa mereka yang jarang atau
sama sekali tidak pernah bertemu dengan rekan-rekan sekomunitas,
sekeluarga, se tempat kerja, se desa/kampung dst.., yang berarti orang
yang suka menyendiri dan egois pada umumnya tidak lama kemudian
memisahkan diri dari keluarga, komunitas atau tempat kerja: sebagai
suami-isteri lalu bercerai atau berselingkuh, sebagai imam, bruder atau
suster mengundurkan diri, sebagai warga masyarakat merasa tak kerasan
lalu pindah tempat tinggal dst.. Sabda hari ini mengajak dan
mengingatkan kita semua pentingnya bekerjasama dalam aneka kegiatan dan
usaha; jika kita bekerjasama pasti akan menghasilkan buah melimpah dan
kebahagiaan, sebagaimana juara sepakbola dunia tahun lalu dapat
mengalahkan
musuh-musuhnya dengan cemerlang karena kerjasama dalam permainan yang
sungguh cantik dan memikat.
· “Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu”
(Kis 5:6), demikian informasi dalam hidup dan kerja para rasul dalam
menghadapi masalah atau soal. Kami percaya dalam kehidupan, kerja atau
tugas kita menghadapi aneka masalah atau soal, maka jika menghadapi
masalah atau soal hendaknya segera dibicarakan bersama-sama atau minta
tolong orang lain untuk memecahkan masalah atau soal tersebut. Aneka
bentuk sidang atau pertemuan kiranya sering kita lakukan, entah secara
formal
atau informal. Dari pengalaman cukup banyak masalah atau soal dapat
diselesaikan dalam pembicaraan bersama, entah itu terjadi sambil makan
bersama, di tengah-tengah atau di sela-sela berolahraga dst.. Yang tidak
kalah penting adalah bercakap-cakap bersama-sama alias saling curhat.
Curhat berarti saling tukar pengalaman hati/perasaan, dan kami percaya
semua orang memiliki pengalaman yang berbeda satu sama lain, demikian
juga pengalaman tidak pandang bulu, tua-muda, besar-kecil, pandai-bodoh
dst.. masing-masing memiiliki pengalaman. Untuk itu dalam saling curhat
atau tukar pengalaman hati dibutuhkan kerendahan hati agar dapat saling
mengungkapkan isi hati/perasaan dan mendengarkan dengan baik. Dengan
bercakap-cakap atau curhat kita semua akan saling diperkaya, dan dengan
demikian dalam kebersamaan kita akan mampu mengatasi atau menyelesaikan
aneka macam masalah atau soal. Percayalah jika kita
memiliki hati,
jiwa dan budi yang baik saling bercakap-cakap akan menghasilkan sesuatu
yang indah dan menakjubkan, di luar dugaan. Saya pernah mendapat
pertanyaan atau sanggahan ketika mengusulkan pentingnya percakapan atau
curhat secara rutin (bulanan), yaitu perihal isi atau bahan percakapan.
Menanggapi hal itu saya berikan jawaban bahwa bahan atau isi percakapan
tidak lain adalah kehadiran kita semua, karena saya percaya jika kita
saling bertemu pasti akan bercakap-cakap atau bercurhat.
“ Aku
bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah
TUHAN." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat,
ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN,” (Mzm 122:1-4a)
Ign 9 Mei 2012
*) Sumber Millis KD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar