(1Kor
15:1-8; Yoh 14:6-14)
“
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu
mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia
dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan,
tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus
kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau
tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;
bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah
engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan
kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di
dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku
di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena
pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan,
bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi
kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya,
supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku
dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yoh 14:6-14),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi
atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St Filipus dan St.Yakobus,
rasul, pada hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Hidup terpanggil sebagai seorang
rasul berarti hidup dan bertindak mengikuti Yesus, yang tidak lain adalah
‘jalan, kebenaran dan hidup’. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus,
entah secara formal maupun informal, berarti memiliki tugas perutusan untuk
merasul, menghayati dimensi kerasulan dalam cara hidup dan cara bertindak
setiap hari dimana pun dan kapan pun: “berjalan melalui jalan yang telah
ditempuh oleh Yesus, hidup dan bertinda sesuai dengan kebenaran-kebenaran yang
disampaikan atau diajarkan oleh Yesus, dst..”. Berjalan melalui jalan yang
telah ditempuh oleh Yesus berarti
menelusuri ‘via dolorosa’/jalan penderitaan atau kesengsaraan untuk menuju ke
kemuliaan, kebahagiaan dan keselamatan sejati selama-lamanya. Sekali lagi saya
angkat bahwa kesengsaraan atau penderitaan yang lahir dari kesetiaan dan
ketaatan pada panggilan dan tugas pengutusan adalah jalan keselamatan dan
kebahagiaan sejati, maka ketika harus menderita atau sengsara karena kesetiaan
dan ketaatan tersebut hendaknya tetap ceria, tegar dan tabah, karena dengan
demikian kita pasti mampu mengatasi atau melewatinya. Kebenaran-kebenaran yang
disampaikan atau diajarkan oleh Yesus telah direfleksikan dan dibukukan ke
dalam Kitab Suci yang kita miliki saat ini, maka hendaknya jika anda memiliki
Kitab Suci sungguh dibaca dan direnungkan. Demikian pula kami ingatkan untuk
membaca dan memahami aneka tulisan perihal iman, antara lain Katekismus,
dokumen-dokumen Vatikan II, Hukum Gereja dst.., karena di dalamnya diuraikan
aneka kebenaran yang berguna bagi keselamatan dan kebahagiaan hidup kita masa
kini maupun kelak ketika kita dipanggil Tuhan.
· “Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil
yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu
teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang
padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau kamu telah
sia-sia saja menjadi percaya.” (1Kor 15:1-2). Injil telah ditulis dan
disebarluaskan sejak dua ribu tahun lalu dan sampai kini masih up to date, terus menerus dibaca,
direnungkan, diuraikan serta dengan rendah hati dihayati dalam cara hidup dan
cara bertindak setiap hari. Sejarah telah membuktikan bahwa mereka, yang
sungguh percaya pada Injil, hidup bahagia, damai sejahtera dan selamat
selama-lamanya, bahkan nama-nama mereka dikenang oleh orang di kemudian hari,
misalnya dipakai sebagai nama baptis, dijadikan pelindung karya atau
organisasi, dst.. Maka marilah kita hidup dan bertindak dengan pedoman atau
pegangan Injil. Hidup dan berindak berpegang atau berpedoman pada Injil ketika
kita harus menghadapi gelombang
kehidupan yang dahsyat, kita tetap teguh berdiri, tak tegoyahkan oleh aneka
godaan atau rayuan setan yang menggebu-gebu. Kita dapat belajar dari atau
meneladan Yesus yang tetap tegar, tabah, sabar dan tenang dalam menghadapi
aneka cemoohan, ejekan serta aneka perlakuan kasar dan keras yang menyakitkan.
“Jer basuki mowo beyo” = untuk memperoleh
hidup mulia dan bahagia harus sedia berjuang dan berkorban, demikian kata
sebuah pepatah, yang selayaknya juga dapat menjadi acuan atau pedoman cara hidup dan cara bertindak kita dimana pun dan
kapan pun.
“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan
pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam
menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata,
suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia,
dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk
matahari”
(Mzm 19:2-5)
Ign
3 Mei 2012
*) Sumber Millis KD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar