(Kis 17:15.22-18:1; Yoh 16:12-15)
“ Masih
banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum
dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia
akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan
berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang
didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan
kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan
memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala
sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia
akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” (Yoh 16:12-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Banyak
ajaran, nasihat atau petuah yang telah kita terima melalui orangtua,
guru, teman atau saudara-saudari kita, sebagai kepanjangan perintah atau
sabda Tuhan, namun dengan mudah kita melupakannya sehingga juga tidak
melakukannya. Besok kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan dan
sesudahnya selama sembilan hari sampai dengan Hari Raya Pentakosta kita
diajak berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus. Maka kami mengajak anda
sekalian untuk berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus, serta mohon kepada
Tuhan agar mengutus RohNya kepada kita guna
mengingatkan kita akan segala sesuatu yang telah kita terima dari Tuhan
melalui saudara-saudari kita, yang telah mengasihi dan memperhatikan
kita. Tentu saja selain berdoa kita juga dengan rendah hati dapat
bertanya kepada mereka yang telah mengasihi dan memperhatikan kita
perihal harapan dan dambaan mereka kepada kita. Pertama-tama marilah
kita ingat dan kenangkan aneka macam saran, nasihat, ajaran dan petuah
dari orangtua atau bapak ibu kita masing-masing, dan untuk itu hendaknya
kita sungguh siap sedia membuka diri sepenuhnya seraya mendengarkan
kembali apa-apa yang pernah atau telah kita lupakan. Sebagai umat
beragama baiklah saya mengajak anda sekalian untuk membaca dan
merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, setiap hari; kiranya
sekali lagi apa yang saya sampaikan juga dapat menjadi bantuan bagi
anda: kutipan-kutipan dari Kitab Suci. Kami berharap juga gerakan
pendalaman iman atau kitab suci ditingkatkan dan diperdalam, entah di
dalam
keluarga maupun lingkungan. Marilah kita saling curhat atau tukar
pengalaman iman, bercakap-cakap bersama perihal pengalaman hidup
beriman.
· “Karena
kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa
keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian
dan keahlian manusia.Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka
sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua
mereka harus bertobat” (Kis 17:29-30). Kutipan ini kiranya baik
menjadi permenungan atau refleksi kita sebagai umat beriman, yang
membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah, “karena kita berasal dari keturunan Allah”. Sebagai
umat beriman kita memang senantiasa diharapkan memikirkan atau
membayangkan keadaan ilahi kita setelah meninggal dunia atau dipanggil
Allah. Hidup ilahi, mulia selamanya bersama Allah di sorga tidak sama
seperti hidup dunia, atau orang yang sungguh beriman diharapkan tidak
bersikap mental materialistis atau duniawi. Untuk itu kami berharap para
pemimpin agama di tingkat apapun untuk tidak bersikap materialistis.
Secara khusus kami ingatkan para (calon) imam atau klerus tentang apa
yang tertulis dalam KHK, yaitu “Para klerikus hendaknya hidup
sederhana dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang memberi kesan
kesia-siaan. Harta benda yang mereka terima pada kesempataan
melaksanakan jabatan gerejawi, setelah dikurangi untuk penghidupan yang
layak dan untuk memenuhi tugas jabatannya, sisanya hendaklah digunakan
untuk
kepentingan Gereja dan karya amal ” (KHK kan 282). Marilah
meneladan Yesus, yang kaya namun memiskinkan dirinya untuk memperkaya
orang lain. Kepada segenap umat Allah kami berharap untuk mendukung
hidup sederhana para imam, pastor atau gembalanya serta tidak memanjakan
dengan aneka kenikmatan harta duniawi. Sekiranya umat karena tergerak
untuk menyumbangkan sebagian harta kekayaannya hendaknya tidak diberikan
secara pribadi kepada pastor yang bersangkutan, melainkan secara
organisatoris, terutama untuk mendukung pelayanan pastoral yang
membutuhkan.
“Haleluya!
Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai
segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!” (Mzm 148:1-2)
Ign 16 Mei 2012
*) Sumber Millis KD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar