Jumat, 18 Mei 2012

“Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimaNya dari padaKu”

(Kis 17:15.22-18:1; Yoh 16:12-15)
Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” (Yoh 16:12-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Banyak ajaran, nasihat atau petuah yang telah kita terima melalui orangtua, guru, teman atau saudara-saudari kita, sebagai kepanjangan perintah atau sabda Tuhan, namun dengan mudah kita melupakannya sehingga juga tidak melakukannya. Besok kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan dan sesudahnya selama sembilan hari sampai dengan Hari Raya Pentakosta kita diajak berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus. Maka kami mengajak anda sekalian untuk berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus, serta mohon kepada Tuhan agar mengutus RohNya kepada kita guna mengingatkan kita akan segala sesuatu yang telah kita terima dari Tuhan melalui saudara-saudari kita, yang telah mengasihi dan memperhatikan kita. Tentu saja selain berdoa kita juga dengan rendah hati dapat bertanya kepada mereka yang telah mengasihi dan memperhatikan kita perihal harapan dan dambaan mereka kepada kita. Pertama-tama marilah kita ingat dan kenangkan aneka macam saran, nasihat, ajaran dan petuah dari orangtua atau bapak ibu kita masing-masing, dan untuk itu hendaknya kita sungguh siap sedia membuka diri sepenuhnya seraya mendengarkan kembali apa-apa yang pernah atau telah kita lupakan. Sebagai umat beragama baiklah saya mengajak anda sekalian untuk membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, setiap hari; kiranya sekali lagi apa yang saya sampaikan juga dapat menjadi bantuan bagi anda: kutipan-kutipan dari Kitab Suci. Kami berharap juga gerakan pendalaman iman atau kitab suci ditingkatkan dan diperdalam, entah di dalam keluarga maupun lingkungan. Marilah kita saling curhat atau tukar pengalaman iman, bercakap-cakap bersama perihal pengalaman hidup beriman.
·   Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat” (Kis 17:29-30). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita sebagai umat beriman, yang membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah, “karena kita berasal dari keturunan Allah”. Sebagai umat beriman kita memang senantiasa diharapkan memikirkan atau membayangkan keadaan ilahi kita setelah meninggal dunia atau dipanggil Allah. Hidup ilahi, mulia selamanya bersama Allah di sorga tidak sama seperti hidup dunia, atau orang yang sungguh beriman diharapkan tidak bersikap mental materialistis atau duniawi. Untuk itu kami berharap para pemimpin agama di tingkat apapun untuk tidak bersikap materialistis. Secara khusus kami ingatkan para (calon) imam atau klerus tentang apa yang tertulis dalam KHK, yaitu “Para klerikus hendaknya hidup sederhana dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang memberi kesan kesia-siaan. Harta benda yang mereka terima pada kesempataan melaksanakan jabatan gerejawi, setelah dikurangi untuk penghidupan yang layak dan untuk memenuhi tugas jabatannya, sisanya hendaklah digunakan untuk kepentingan Gereja dan karya amal ” (KHK kan 282). Marilah meneladan Yesus, yang kaya namun memiskinkan dirinya untuk memperkaya orang lain. Kepada segenap umat Allah kami berharap untuk mendukung hidup sederhana para imam, pastor atau gembalanya serta tidak memanjakan dengan aneka kenikmatan harta duniawi. Sekiranya umat karena tergerak untuk menyumbangkan sebagian harta kekayaannya hendaknya tidak diberikan secara pribadi kepada pastor yang bersangkutan, melainkan secara organisatoris, terutama untuk mendukung pelayanan pastoral yang membutuhkan.
Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!” (Mzm 148:1-2)
Ign 16 Mei 2012
*) Sumber Millis KD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar