(Kis 16:22-34; Yoh 16:5-11)
“Sekarang
Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di
antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena
Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. Namun
benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika
Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan
datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia
kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa,
kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya
kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak
melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah
dihukum” (Yoh 16:5-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Setelah
saya ditahbiskan menjadi imam SJ, kemudian saya memperoleh tugas
pengutusan sebagai Direktur Perkumpulan Strada-Jakarta untuk mengurus
dan mengelola sekolah-sekolah TK s/d SLTA yang bernaung dibawah
Perkumpulan Strada. Baru bertugas kurang lebih 4 (empat) bulan saya
ditawari oleh Pater Provinsial SJ untuk berpartisipasi dalam Lokakarya
Pendidikan SJ di Manila selama sebulan. Menghadapi tawaran itu saya
merasa bingung: bagaimana jika sekolah-sekolah harus saya tinggalkan
selama sebulan, padahal saya baru beberapa bulan bertugas. Saya kemudian
minta saran kepada rekan SJ senior yang kebetulan menjadi Ketua
Perkumpulan Strada, dan ia memberi nasihat: “Sekoloh-sekolah Perkumpulan Strada kamu
tinggalkan sebulan tidak akan ambruk, paling hanya rusak sedikit dan dengan mudah dapat diperbaharui”. Berbekal
nasihat ini akhirnya saya memutuskan untuk pergi sebulan guna
berpartisipasi dalam Lokakarya Pendidikan yang ditawarkan kepada saya.
Suatu rahmat luar biasa saya terima ketika baru satu minggu mengikuti
Lokakarya saya menerima surat dari rekan-rekan staf kantor Strada, yang
isinya antara lain karena saya bepergian maka mereka terpaksa harus
bertanggungjawab bersama mengambil alih tugas saya; dan memang setelah
saya kembali saya saksikan bahwa kepergian saya sungguh mendewasakan
mereka dan tentu saja saya pribadi. Saya kemudian menjadi rendah hati,
menyadari dan menghayati diri sebagai bagian kecil dari karya yang
begitu besar. ‘Pergi’ alias meninggalkan karya demi karya yang
bersangkutan sungguh bermanfaat, maka dengan ini kami berharap kepada
anda sekalian untuk rela dengan jiwa besar dan hati rela berkorban
‘pergi’ guna
penyegaran diri, entah mengikuti lokakarya atau rekreasi. Marilah kita
imani juga bahwa Roh Kudus dianugerahkan kepada saudara-saudari kita,
berkarya dalam diri mereka.
· "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!"
(Kis 16:28), demikian kata Paulus kepada para penjaga penjara, ketika
mereka melihat pintu penjara terbuka. Sungguh merupakan sesuatu yang
luar biasa kesaksian Paulus, dimana dalam kenyataan sebenarnya ia dapat
melarikan diri untuk keluar dari penjara, namun ia tidak melakukannya,
padahal sebenarnya dengan mudah sekali ia dapat melakukannya. Paulus
kiranya memikirkan petugas penjara yang tidak bersalah dan ada
kemungkinan untuk disalahkan dan dipecat dari pekerjaannya jika Paulus
melarikan diri dari penjara. Pintu penjara terbuka karena doa Paulus
yang dikabulkan oleh Tuhan, bukan karena perbuatan manusia. Orang benar
memang
senantiasa menang dalam aneka macam perkara, meskipun untuk itu ia
untuk sementara harus menderita, sampai dipenjara, dituduh bersalah.
Maka dengan ini kami berharap kepada para pejuang kebenaran untuk tetap
setia dan teguh memperjuangkan kebenaran, dan sekiranya menerima ancaman
atau tuduhan palsu atau bahkan secara fisik disakiti, hendaknya tidak
marah-marah atau balas dendam, melainkan berdoalah, persembahkan
semuanya kepada Tuhan. Biarlah Tuhan yang maha tahu dan
maha adil membuat mujizat, sehingga terbukalah semuanya dengan baik,
benar dan jujur. Orang benar dan jujur mungkin akan hancur, tetapi untuk
sementara, namun akan selamanya mujur. Marilah kita juga memperhatikan
keselamatan dan kebahagiaan para petugas keamanan, seperti SATPAM atau
penjaga malam, yang harus bertugas dan berjaga sementara kita istirahat.
Tugas mereka sungguh berat, namun pada umumnya jaminan sosialnya tak
memadai untuk hidup sejahtera atau layak. Ingatlah
dan sadari bahwa para petugas keamanan sungguh mulia dan berat
tugasnya.
“Aku
hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah
aku akan bermazmur bagi-Mu.Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus
dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab
Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku
berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam
jiwaku”
(Mzm 138:1-3).
Ign 15 Mei 2012
*) Sumber Millis KD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar