(Kis 10:21b-26; Mat 10:7-15)
“
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah
orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah
setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu
berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak
atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam
perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat,
sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota
atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya
sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam
kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke
atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila
seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah
dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari
kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah
Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu." (Mat 10:7-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi
atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Barnabas, rasul,
hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Rasul
berarti yang diutus, maka terpanggil sebagai rasul pada umumnya banyak
bepergian untuk melaksanakan tugas pengutusan. Dengan kata lain seorang
rasul senantiasa bergerak dan bepergian bukan karena kehendak atau
keinginan pribadi, melainkan kehandak yang mengutus. Sebagai umat
beriman kita semua memiliki dimensi panggilan rasuli, yang diutus, yaitu
untuk mewartakan bahwa Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah sudah dekat.
Kerajaan Allah dapat diartikan sebagai Allah yang meraja atau menguasai,
maka terpanggil untuk mewartakan Kerajaan Allah
berarti dirinya sungguh dirajai atau dikuasai oleh Allah, dan karena
Allah maha segalanya maka mau tak mau orang yang bersangkutan harus
melaksanakan kehendak Allah alias hidup baik, bermoral dan berbudi
pekerti luhur. Kami percaya setiap hari kita senantiasa bepergian, entah
dalam jarak dekat atau jarak jauh, maka hendaknya dimana pun kita
berada atau kemana pun kita pergi senantiasa dalam keadaan baik,
bermoral dan berbudi pekerti luhur. Marilah kita wartakan apa yang baik,
menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan atau kebahagiaan
jiwa dengan cuma-cuma, artinya tanpa balas jasa apapun kita senantiasa
berbuat baik atau dalam keadaan baik. Biarlah kebaikan kita
disebarluaskan ke mana-mana oleh mereka yang telah mengalami kebaikan
kita atau melihat apa yang kita lakukan. Dan tentu saja kami juga
berharap agar dari kita masing-masing senantiasa tersiarkan atau
terberitakan apa-apa yang baik, mulia dan luhur. Sebaliknya kita juga
dipanggil
untuk senantiasa melihat dan mengimani apa yang baik, mulia dan luhur
dalam diri saudara-saudari kita.
· "Kornelius,
seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal
baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah menerima penyataan Allah
dengan perantaraan seorang malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau
ke rumahnya dan mendengar apa yang akan kaukatakan." (Kis 10:22),
demikian jawaban orang-orang atas pertanyaan Petrus. Seorang perwira
alias jendral pada umumnya lebih mengandalkan pada kekuatan fisik dan
kurang
memperhatikan kekuatan spiritual atau ‘suara malaikat kudus’, maka
sungguh menarik untuk direfleksikan, yaitu keterbukaan pada ‘malaikat
kudus’, yang kiranya dapat menggejala dalam aneka kehendak baik dari
para tokoh atau pemuka agama. Di Indonesia ini dalam kenyataan para
perwira atau tokoh militer cukup berperan dalam menentukan derap langkah
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka kami harapkan mereka
mendengarkan aneka masukan, saran, kritik, pujian dst .. dari para
pemuka atau tokoh agama, yang pada umumnya juga menampung dan menerima
aneka aspirasi dari masyarakat pada umumnya maupun umat beragama
khususnya. Sebaliknya kami berharap kepada para tokoh dan pemuka agama
untuk tidak putus asa mewartakan inti ajaran agamanya masing-masing,
yang tidak lain adalah cintakasih kepada semua orang. Kami percaya bahwa
para tokoh atau pemuka agama sungguh mendengarkan suka-duka umatnya
serta lebih
memahami masalah-masalah dan ajaran-ajaran moral, maka hendaknya apa
yang didengarkan dan dimiliki sebagai kekuatan spiritual disampaikan
kepada siapapun. Hemat saya pembinaan atau pendidikan budi pekerti,
spiritual atau moral di negeri kita ini kurang memperoleh perhatian,
maka marilah kita suarakan dan perjuangkan pentingnya penddikan moral
atau budi pekerti, baik didalam keluarga-keluarga maupun di
sekolah-sekolah dan masyarakat pada umumnya.
“TUHAN
telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan
keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa. Ia mengingat kasih setia dan
kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat
keselamatan yang dari pada Allah kita.Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai
seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!
Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang
nyaring, dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di
hadapan Raja, yakni TUHAN!” (Mzm 98:2-6)
Ign 11 Juni 2012
*) Sumber Millis KD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar