(2Tim 3:10-17; Mrk 12:35-37)
“Pada
suatu kali ketika Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berkata: "Bagaimana
ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud
sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada
Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di
bawah kaki-Mu. Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia
anaknya pula?" Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan
penuh minat.” (Mrk 12:35-37), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Yesus
adalah Tuhan dan sekaligus manusia; Ia adalah Tuhan yang menjadi
manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa, untuk menyelamatkan dunia
sebagaimana telah dijanjikanNya. Janji Tuhan tersebut telah lama
disabdakan melalui para nabi. Ia datang ke dunia belerjasama dengan
manusia, yaitu Maria, gadis sederhana dan suci, yang dengan rendah hati
dan total menanggapi panggilan Tuhan untuk mengandung ‘anak’, yang tidak
lain adalah Penyelamat Dunia, karena Roh Kudus dan bukan karena relasi
cintakasih dengan laki-laki alias hubungan seksual dengan
laki-laki. Dengan kata lain secara fisik Ia bukan anak Yusuf, yang
menjadi keturunan Daud. Orang-orang Farisi tidak percaya bahwa Yesus
adalah Mesias, Allah yang menjadi manusia, tetapi mereka hanya percaya
secara yuridis bahwa Yesus adalah keturunan Daud karena Yusuf adalah
keturunan Daud. Sabda atau warta gembira hari ini kiranya mengingatkan
dan mengajak kita semua, umat beriman, untuk hidup dan bertindak lebih
dijiwai oleh Roh Kudus daripada aturan atau hukum, dengan kata lain kita
diajak untuk dengan sungguh-sungguh menghayati visi atau spiritualitas
kita masing-masing. Sebagai manusia baiklah kita sadari dan hayati bahwa
sebelum kita dilahirkan dari rahim ibu kiranya pada diri kita telah
diidam-idamkan sesuatu, yaitu agar kelak menjadi manusia yang baik, suci
dan berbudi pekerti luhur, maka marilah dimana pun dan dalam kondisi
serta situasi apapun kita senantiasa berusaha untuk hidup baik, suci dan
berbudi pekerti luhur.
· “Ingatlah
juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat
memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman
kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2Tim 3:15-16),
demikian nasihat atau peringatan Paulus kepada Timoteus, kepada kita
semua umat beriman. Dalam perjalanan hidup kita, sejak kita dapat
melihat dan
membaca kiranya dapat kita lihat berbagai macam tulisan, entah berupa
buku, surat, pengumuman, aturan dst…, yang kiranya memiliki tujuan baik,
suci dan luhur, yang “bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”. Tentu
pertama-tama dan terutama yang selayaknya kita perhatikan adalah
tulisaan yang diilhamkan Allah, yaitu Kitab Suci. Maka dengan ini kami
mengajak anda sekalian untuk setia membaca dan merenungkan apa yang
tertulis didalam Kitab Suci, dan kepada segenap umat Kristen dan Katolik
kiranya apa yang saya coba tuliskan kembali yang tertulis didalam Kitab
Suci serta dengan sederhana kami refleksikan, kami berharap dapat
membantu kita semua untuk tahu perihal ajaran Kristiani guna memperbaiki
kelakuan dan mendidik kita dalam kebenaran, sehingga kita dapat hidup
baik, benar dan berbudi pekerti luhur. Silahkan memilih sendiri
ayat-ayat dari perikop Kitab Suci yang kami kutipkan, dan kemudian
refleksikan dan renungkan. Marilah kita sadari dan hayati bahwa kita
dididik dan dibina dengan dan melalui kata-kata atau tulisan. Secara
khusus kami ingatkan kepada siapapun yang tergabung di dalam hidup dan
kerja bersama, misalnya di dalam asrama atau tempat kerja atau lembaga
hidup bakti dst.., hendaknya aturan hidup bersama, pedoman kerja,
konstitusi atau pedoman hidup sungguh dibaca, dipelajari, dipahami dan
akhirnya dilaksanakan. Aneka aturan atau tata tertib hemat saya
menjelaskan fungsi tempat atau harta benda terkait agar orang
memanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Misalnya klas adalah tempat untuk
belajar, maka selain belajar berarti melanggar aturan, tempat ibadat
untuk beribadat atau berdoa, tempat kerja untuk bekerja dst.. Jika kita
tidak setia mentaati aturan yang sederhana dalam hidup sehari-hari, maka
kita akan dengan mudah melakukan tindak korupsi sebagaimana dilakukan
oleh para tokoh atau pemuka negeri kita ini.
“Besarlah
ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu
sandungan bagi mereka. Aku menantikan keselamatan dari pada-Mu, ya
TUHAN, dan aku melakukan perintah-perintah-Mu. Aku berpegang pada
titah-titah-Mu dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku
terbuka di hadapan-Mu.” (Mzm 119:165.166.168)
Ign 8 Juni 2012
*) Sumber Millis KD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar