(Yes 61:1-3a; Luk 10:1-9)
“
Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu
mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat
yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang
banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang
empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke
tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau
kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam
perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu:
Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak
menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi
jika
tidak, salammu itu kembali kepadamu.Tinggallah dalam rumah itu, makan
dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja
patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau
kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa
yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada
di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.” (Luk 10:1-9), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi
atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Antonius dari
Padua hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Antonius dari Padua ini dikenal sebagai orang yang rajin, tekun dan bijak
serta bekerja keras sering lupa makan dan minum demi pelayanan bagi
sesamanya yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Memang Antonius, orang
yang sungguh telah membaktikan atau menyerahkan diri seutuhnya kepada
Tuhan, tergerak untuk senantiasa memperhatikan orang lain dan dirinya
sendiri kurang diperhatikan. Pengalaman macam ini juga pernah saya alami
ketika berpartisipasi untuk mempersiapkan diri kunjungan pastoral Paus
Yohanes
Paulus II tahun 1988: selama kurang lebih satu bulan menjelang
kunjungan pastoral tersebut saya harus bekerja keras, kurang tidur dan
kurang makan, sampai-sampai seorang senior Yesuit mengingatkan saya
untuk mengambil istirahat agar tidak jatuh sakit. , “Sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”, demikian
pesan Yesus kepada para rasul/murid. Serigala berarti godaan atau
rayuan setan yang siap sedia sewaktu-waktu ‘menerkam’ kita, dan
‘serigala ‘ itu juga ada di dalam diri kita, antara lain berupa
kemalasan, hidup seenaknya sendiri alias egois, hanya mementingkan diri
sendiri dst.. Kita diingatkan agar dalam melaksanakan tugas pengutusan
atau pekerjaan tidak mengandalkan pada aneka macam sarana-prasarana,
melainkan pada keterampilan dan kecakapan pribadi yang beriman dan
cerdas. Maka dengan ini kami berharap agar anak-anak sedini mungkin
disiapkan dan dididik untuk menjadi pribadi yang terampil, cakap,
beriman dan cerdas, mengingat dan mempertimbangkan bahwa masa depan
tantangan dan masalah akan semakin berat dan banyak, dan sungguh
membutuhkan pribadi yang handal dan kompeten dalam menanggapi aneka
perkembangan dan pertumbuhan yang sedang dan akan terjadi.
· “Roh
Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah
mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara,
dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung
kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari
pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung,” (Yes
61:1-2), demikian kesaksian iman nabi Yesaya, yang
kiranya juga harus menjadi kesaksian iman kita semua umat beriman. Kita
semua dipanggil untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang
sengsara, merawat yang remuk redam hatinya, menghibur mereka yang
berkabung dst.. Saya percaya di lingkungan hidup dan kerja kita pasti
ada yang sengsara, remuk redam hatinya maupun berkabung karena alasan
atau kasus tertentu. Mungkin yang cukup banyak di lingkungan hidup kita
adalah mereka yang remuk redam hatinya karena kurang menerima perhatian
dari orangtuanya atau saudara-saudarinya. Anak-anak atau orang-orang
kota besar pada umumnya kurang menerima perhatian dari pasangan
hidupnya, orangtuanya, saudara-saudarinya karena harus bekerja siang
malam di luar rumah atau luar kota, bahkan luar negeri. Memberi
perhatian kepada mereka yang remuk redam hatinya berarti dengan rendah
hati dan rela serta pengorbanan memboroskan waktu dan tenaga kepada
mereka, sebagai wujud kasih dan perhatian yang utama dan terutama, yang
tak
dapat digantikan dengan cara lain apapun. Kepada para orangtua kami
harapkan untuk sungguh memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anaknya,
terutama anak-anak pada masa balita.
“Ya
TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada
waktu malam aku menghadap Engkau. Biarlah doaku datang ke hadapan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku; sebab jiwaku kenyang dengan
malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang mati. Aku telah dianggap
termasuk orang-orang yang turun ke liang kubur; aku seperti orang yang
tidak berkekuatan.” (Mzm 88:2-5)
Ign 13 Juni 2012*) Sumber Millis KD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar