Jumat, 27 Juli 2012

“Yang ditaburkan di tanah yg baik ialah orang yang mendengar dan mengerti firman itu”

(Yer 3:14-17: Mat 13:8-23) “ Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar dan mengerti firman itu , dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." (Mat 13:18-23), demikian kutipan Warta Gembira hari ini Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut: · Kami percaya bahwa kita semua ditaburkan alias dilahirkan dalam keluarga yang baik-baik dan senantiasa juga ditaburi aneka ajaran, nasihat, petuah, tegoran, didikan atau binaan yang baik, dan jarang sekali yang tidak baik. Maka selayaknya kita semua juga tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Namun, mungkin karena kelalaian, ketidaktahuan, kesambalewaan orangtua atau para pendidik, kita tumbuh berkembang sebagaimana tidak dikehendaki oleh Allah. Dalam Warta Gembira hari ini kita diingatkan pentingnya keutamaan mendengarkan dan kemudian mengerti atau memahami. Keutamaan ini kiranya penting sekali untuk dihayati oleh siapapun yang sedang memiliki tugas pengutusan sedang belajar maupun anak-anak di dalam keluarga atau para anggota, bawahan, pekerja dalam hidup atau bekerja bersama dimana pun dan kapan pun. Maka baiklah pertama-tama kami mengingatkan dan mengajak para orangtua untuk mendidik dan membina anak-anaknya dalam hal keutamaan ‘mendengarkan dengan baik’, yang kemudian diharapkan dapat mengerti atau memahami apa yang didengarkannya. Jika di dalam keluarga anak-anak dibina dan dididik dalam hal keutamaan ini, maka hemat saya ketika mereka kelak belajar di sekolah akan dapat dengan mudah mendengarkan pengajaran atau informasi yang disampaikan oleh para guru atau pendidik, dan dengan demikian mereka akan sukses dalam tugas belajar. Kita semua juga dipanggil untuk menjadi pendengar-pendengar yang baik dalam hidup sehari-hari, mengingat dan memperhatikan bahwa setiap hari ada informasi baru yang baik dan berguna bagi hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita melalui aneka macam media massa atau pergaulan. Marilah kita perdalam keutamaan ‘mendengarkan dan mengerti atau memahami’ dalam hidup dan kerja kita sehari-hari. · “Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah firman TUHAN, karena Aku telah menjadi tuan atas kamu! Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Sion. Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian” (Yer 3:14-15). Kutipan ini kiranya bagus sekali untuk dijadikan permenungan atau refleksi bagi mereka yang ‘murtad’, nakal, kurang ajar, kurang terdidik atau terbina. Memang dari diri mereka sendiri kiranya sangat sulit diharapkan untuk bertobat atau memperbaiki diri tanpa turun tangan atau bantuan para ‘gembala’ (orangtua, guru, pendidik dst..). Maka kepada mereka yang berfungsi dalam tugas pengutusan penggembalaan, kami harapkan dengan rendah hati dan cintakasih ‘menggembalakan dengan pengetahuan dan pengertian’. Yang nakal dan kurang ajar kita beri ajaran, yang kurang tahu diberi tahu, yang kurang mengerti diberi pengertian dst… Dalam memberikan hendaknya dalam semangat cintakasih dan kebebasan sejati, karena dengan demikian yang menerima akan membuka diri dengan suka rela dan berjiwa besar serta rendah hati, sehingga mampu menerima, mengerti dan memahami apa yang diberikan dalam dan dengan cara apapun. Kepada mereka yang ‘murtad’, bodoh, kurang ajar, kurang terdidik dst…kami harapkan ketika didekati oleh para ‘gembala’ kami harapkan dengan rendah hati menerimanya, serta berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang akan disampaikan oleh para gembala. Secara khusus kami ingatkan segenap umat yang berpartisipasi dalam ibadat, hendaknya mendengarkan dengan rendah hatik kotbah atau ajaran yang disampaikan dalam ibadat oleh pengkotbah, sebaliknya kepada para pengkotbah kami harapkan menyampaikan kotbahnya sedemikian rupa sehingga dapat didengarkan seluruh umat yang hadir. “Dengarlah firman TUHAN, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah itu di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya! Sebab TUHAN telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya.” (Yer 31:10-11) Ign 27 Juli 2012 *) Sumber Millis KD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar