(Am 5:14-15.21-24; Mat 8:28-34)
“
Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari
pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat
berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu. Dan
mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak
Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"
Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan.
Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: "Jika Engkau mengusir
kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu." Yesus berkata
kepada mereka: "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam
babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang
ke dalam danau dan mati di dalam air. Maka larilah
penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah
segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu. Maka
keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa
dengan Dia, mereka pun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka” (Mat 8:28-34), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Penjahat
ketiika tertangkap basah atas tindakan jahatnya pada umumnya sebelum
dibekuk untuk diamankan akan berteriak guna mengancam penangkapnya.
Penjahat berusaha melindungi diri dengan menakut-nakuti orang lain. Ada
penguasa yang berusaha melindungi kejahatan dengan mengalihkan perhatian
rakyat, misalnya dengan mengadakan kerusuhan antar agama, sebagaimana
pernah terjadi dengan adanya kerusuhan berwarna agama yang terjadi di
Pandeglang dan Temanggung tahun lalu, yang tidak lain adalah merupakan
permainan
penguasa untuk mengalihkan perhatian rakyat dari korupsi ke agama.
Kerusahan yang dalam rangka singkat dapat diselesaikan adalah merupakan
permainan penguasa atau pejabat, sedangkan kerusuhan sejati pada umumnya
tak kunjung henti. Sabda hari ini mengingatkan kita semua perihal ciri
orang baik dan orang jahat. Orang baik pada umumnya tampil atau
menghadirkan diri dengan tenang, sedangkan orang jahat senantiasa merasa
dirinya terancam dan ketika diketahui kejahatannya ia berusaha
menggertak atau menakut-nakuti. Sekeras atau sekuat apapun usaha
penjahat menakut-nakuti hendaknya dihadapi dengan tenang, jangan
gegabah. “Pergilah”, demikian satu kata yang keluar dari Yesus
menghadapi teriakan setan atau penjahat; satu kata yang sungguh wibawa
dan kuasa. Kami berharap kepada anda sekalian ketika menghadapi ancaman
hendaknya tenang dan tidak gegabah, seraya berdoa mohon kekuatan dan
terang dari Allah dalam
menghadapi ancaman. Bersama dan bersatu dengan Allah kita akan dengan
mudah dan enak menghadapi aneka ancaman atau persoalan.
· “Karena
segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah
orang diawasi-Nya. Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan
terjerat dalam tali dosanya sendiri. Ia mati, karena tidak menerima
didikan dan karena kebodohannya yang besar ia tersesat” (Am
5:21-23). Tuhan memang sungguh memberi kebebasan kepada kita, manusia.
Dalam kenyataan sering kita lihat ada orang-orang yang menyalahgunakan
kebebasannya, yaitu untuk menjadi kesenangan atau
kenikmatan pribadi saja dan kurang memperhatikan keselamatan jiwa,
entah jiwanya sendiri maupun jiwa orang lain. Marilah kita gunakan
kebebasan yang dianugerahkan oleh Tuhan untuk melakukan apa yang baik,
bermoral dan berbudi pekerti luhur, sehingga kita menjadi orang yang
sungguh menikmati kebebasan sejati, bukan kebebasan semu, kebebasan
abadi bukan kebebasan sementara atau sesaat. Kepada siapapun yang
menyalahgunakan kebebasan yang dianugerahkan oleh Tuhan alias hidup
dan bertindak seenaknya sendiri, hanya mengikuti selera pribadi, kami
ajak untuk bertobat atau memperbaharui diri: berjalan di jalan Tuhan.
Marilah kita hayati kebebasan yang dianugerahkan oleh Tuhan untuk
melakukan apa yang baik dan menyelamatkan jiwa, bukan untuk melakukan
sesuatu mengikuti selera pribadi. Hanya mengikuti selera pribadi pasti
akan terjebak dalam kesesatan dan akhirnya menderita untuk
selama-lamanya. Marilah kita jauhkan
cara hidup dan cara bertindak yang hanya mengikuti selera pribadi, dan
kemudian hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan agar selamat
dan bahagia jiwa-raga kita. Kepada mereka yang hidup dan bertindak hanya
mengikuti selera pribadi kami ajak untuk segera bertobat dan
memperbaharui diri: hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan,
antara lain dengan mengikuti dan melaksanakan aneka tata tertib yang
berlaku.
"Dengarlah,
hai umat-Ku, Aku hendak berfirman, hai Israel, Aku hendak bersaksi
terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu! Bukan karena korban sembelihanmu
Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku?
Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari
kandangmu, sebab punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu
hewan di gunung.” (Mzm 50:7-10)
Ign 4 Juli 2012
*) Sumber Millis KD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar