Sabtu, 10 Desember 2011

“Elia sudah datang tetapi orang tidak mengenal dia”

 (Sir 48:1-4.9-11; Mat 17:10-13)
Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis” (Mat 17:10-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Nabi adalah orang yang menyuarakan kebenaran-kebenaran atau suara dan kehendak Tuhan serta hidup dalam dan oleh Roh Kudus. Maka ketika hidup warga atau umat dijiwai oleh semangat materilistis, egoisme dan kesombongan pasti tidak akan mampu mengenali para pembawa kebenaran atau sebenarnya dengan sengaja tidak mau mengenalnya. Elia adalah nabi besar yang sangat mengesan dalam ingatan bangsa terpilih yang sedang menantikan kedatangan Penyelamat Dunia. Mereka juga mendengar bahwa Elia akan datang kembali untuk mempersiapkan bangsa terpilih dalam menyambut kedatangan Penyelamat Dunia. Menanggapi perihal kedatangan Elia kembali, Yesus menjawab bahwa “Elia sudah datang tetapi orang tidak mengenal dia”, sedangkan yang dimaksudkan ialah Yohanes Pembaptis, Bentara Penyelamat Dunia. Kebanyakan orang membayangkan bahwa Penyelamat Dunia yang dinantikan adalah orang yang kelihatan terhormat dan terkenal, sehingga yang mempersiapkan kedatanganNya juga orang-orang terhormat. Namun dalam kenyataan adalah kebalikannya karena Penyelamat Dunia akan datang dalam kesederhanaanNya dan kemiskinanNya sehingga yang mempersiapkan juga kelihatan sederhana dan kecil, seperti Yohanes Pembaptis. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua yang sedang menantikan kedatangan Penyelamat Dunia, perayaan Natal, untuk mempersiapkan diri dengan sederhana serta memperhatikan hal-hal maupun orang-orang kecil di lingkungan hidup kita masing-masing. Dengan kata lain marilah kita siapkan mereka yang sederhana, kecil, miskin dan berkekurangan agar di kemudian hari juga dapat ikut berpartisipasi dalam perayaan Natal dengan baik. Kebenaran-kebenaran dapat kita temukan dalam apa-apa yang sederhana dan kecil.
·   “Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda-kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat dikau, dan yang meninggal dengan kasih mereka, sebab kamipun pasti akan hidup pula” (Sir 48:9-11).  Kutipan ini kiranya mengindikasikan datangnya kebenaran-kebenaran yang dibawa oleh orang-orang yang berkehendak baik, yang kehadirannya “untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan hidup persaudaraan atau persahabatan sejati”. Kita semua dengan rendah hati diajak untuk mendengarkan orang-orang yang berkehendak baik di lingkungan hidup kita masing-masing. Secara khusus kami berharap kepada mereka yang ingin murka atau bapa-bapa untuk dengan rendah hati mendengarkan orang-orang yang berkehendak baik guna mengingatkan kita agar tidak murka, sedangkan kepada bapa-bapa yang  telah melupakan anak-anak untuk kembali mengasihi dan memperhatikannya. Para pemimpin dalam kehidupan bersama di tingkat dan bentuk apapun kami harapkan untuk sungguh memperhatikan anggotanya atau bawahanya secara personal satu per satu, lebih-lebih dan terutama mereka yang sering lepas dari perhatian anda. Sedangkan yang memiliki keinginan atau nafsu murka kami harapkan berani mengendalikan diri, sehingga kemurkaannya tidak meletus dan menyengsarakan dirinya sendiri maupun orang lain. Marilah kita memepersiapkan kedatangan Penyelamat Dunia dengan mengusahakan, mengembangkan dan memperdalam keutamaan ‘compassion’, kepekaan terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan, atau solidaritas. Ingatlah dan sadari bahwa yang kita nantikan kedatanganNya juga akan datang dengan dan dalam jiwa compassion atau solidaritas. Dalam semangat solidaritas dan compassion marilah kita bangun, kembangkan dan perdalam persaudaraan atau persahabatan sejati sebagai tanda bahwa kita sungguh mempersiapkan diri pesta Natal, pesta perdamaian, pesta persaudaraan atau persahabatan sejati.
Ya Allah semesta alam, kembalilah kiranya, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Indahkanlah pohon anggur ini,batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu! Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan bagi diri-Mu itu, maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu. Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.”
 (Mzm 80:15-16.18-19)
Ign 10 Desember 2011
*) Sumber Millis KD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar